BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah sebuah negara yang kaya
dengan Sumber Daya Alam (SDA) dan merupakan sebuah negara yang tanahnya subur .
Kata Koes Plus bahwa tanah kita yaitu Indonesia merupakan tanah surga,dimana
sepotong kayu apabila ditancapkan bisa tumbuh subur . Namun mengapa kekayaan
Sumber Daya Alam (SDA) yang dimiliki oleh negara Indonesia belum bisa membuat
Indonesia menjadikan sebuah negara yang makmur . Apakah karena Sumber Daya
Manusia(SDM) Indonesia belum bisa mengolah Sumber Daya Alam(SDA) dengan baik
dan profesional atau karna sebab lain?
Pada masa kepemimpinan sekarang
yaitu masa kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudiono mengalami ketidaksetabilan
Ekonomi Indonesia . Contohnya saja pada
kasus-kasus yang baru ini gempar di media massa yaitu tentang naiknya
harga bawang dan cabai . Kenaikan harga dikarenakan para petani Indonesia belum
mampu dalam memenuhi kebutuhan pasar dan juga karena kebijakan pemerintah untuk
mengurangi bahan-bahan impor sehingga terjadi kelangkaan serta kenaikan harga .
Hal tersebut merupakan sebuah potret bahwa rendahnya mutu Sumber Daya Manusia
(SDM) Indonesia dalam mengolah Sumber Daya Alam (SDA) serta SDM Indonesai masih
tergantung dengan SDM serta SDA luar negri . Presiden Bambang Yudiono mengintruksikan
untuk meningkatkan pembinaan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk penyuluhan petani
.
Hal itu dilakukan untuk bisa menanggulanggi
permasalahan tersebut karena dalam permasalahan tersebut dibutuhkan sebuah
pembinaan terhadap Sumber Daya Manusia (SDM). Khususnya dalam kasus ini SDM
Indonesia yang perlu mendapatkan pembinaan adalah Para Petani Indonesia.
Dalam upaya mengatasi permasalahan
rendahnya kualitas SDM pertanian baik petani dan keluarga maupun petugas teknis
penyuluh pertanian yaitu dengan cara meningkatkan kompetensi kerja petugas
teknis/penyuluh pertanian melalui penyelenggaraan pelatihan. Pelatihan diselenggarakan secara berjenjang
mulai dari tingkat Propinsi, Kabupaten/Kota dan ditingkat BPP/lapangan,
diharapkan dengan ditingkatkannya kompetensi kerja petugas maka akan
meningkatkan pula kualitas pelayanan terhadap petani dan keluarganya/poktan .
Karena SDM pertanian yang berkualitas adalah prasyarat mutlak keberhasilan
pembangunan pertanian.
B. Rumusan Masalah
a.) Pengertian
SDA,SDM dan Petani
b.) Realita tentang kemampuan SDM Indonesia pada bidang pertanian
c.) Upaya
Pembinaan Petani dlm peningkatan SDM Indonesia
d.) Manfaat
Pembinaan Bagi Petani dalam pengembangan SDM
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian SDA ,SDM dan Petani
Sumber
Daya Alam (SDA) adalah semua bahan yang ditemukan manusia dalam alam yang dapat
digunakan untuk kepentingan hidupnya. Bagi manusia, hakikat sumber daya alam
sangat penting baik sumber daya alam yang berupa benda hidup (hayati) maupun
yang berupa benda mati (non hayati).[1]
Keduanya dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan hidup manusia . Karena suatu negara
yang banyak akan sumber daya alamnya maka negara tersebut akan menjadi negara
yang kaya. Namun pemanfaatannya ditentukan oleh kegunaan sumber daya alam
tersebut bagi manusia . Sehingga nilai suatu sumber daya alam juga dapat
ditentukan oleh nilai pemanfaatan manusia contohnya saja pada lahan pertanian
yang subur dapat dijadikan daerah pertanian yang potensial.Sumber daya alam
juga merupakan sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan dan
kebutuhan hidup manusia supaya hidup lebih sejahtera yang ada di sekitar alam
lingkungan hidup kita. Sumber daya alam bisa terdapat di mana saja seperti di
dalam tanah, air, permukaan tanah, udara, dan lain sebagainya. Contoh dasar
sumber daya alam seperti barang tambang, sinar matahari, tumbuhan, hewan dan
banyak lagi lainnya.[2]
Sumber
Daya Manusia (SDM) adalah potensi yang terkandung dalam diri manusia dalam
mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang adaptif dan transformatif yang
mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di alam
menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan
berkelanjutan . Pada perkembangan ini bahwa SDM dipandang bukan sebagai sumber
daya saja melainkan lebih berupa modal utama ataupun aset bagi sebuah
institusi,organisasi dan bahkan negara .[3]
Petani adalah seseorang yang bergerak di
bidang bisnis pertanian , paling utamanya dengan melakukan pengelolaan tanah
bertujuan untuk menumbuhkan serta
memelihara Petani adalah seseorang yang bergerak di bidang bisnis pertanian ,
paling utamanya dengan melakukan pengelolaan tanah bertujuan untuk menumbuhkan serta memelihara tanaman tanaman
seperti padi,buah,sayur dan sebagainya . Dalam negara berkembang atau budaya pra-industri, kebanyakan petani
melakukan agrikultur subsistence yang sederhana. Merupakan sebuah pertanian
organik
sederhana dengan penanaman bergilir yang sederhana pula atau teknik lainnya
untuk memaksimumkan hasil, menggunakan benih yangdiselamatkan yang "asli" dari ecoregion.[4]
B. Realita tentang Kemampuan SDM
Indonesia pada Bidang Pertanian
Indonesia adalah negara kaya akan sumber daya alamnya
sering kali kita mendengar kalimat ini “gemah ripah loh jinawi” kalimat
tersebut digunakan untuk menggambarkan kekayaan alam Indonesia yang melimpah
ruah. Melimpahnya potensi sumberdaya alam tergambarkan saat Indonesia diposisikan
sebagai dengan bio-diversity darat terbesar kedua didunia setelah Brasil.[5]
Kekayaan alam tersebut diharapkan akan membawa Indonesia menjadi negara yang
makmur, tentram, sejahtera serta damai bagi masyarakat Indonesia. Kekayaan alam
di Indonesia juga terlihat adanya keanekaragaman jenis tanah yang
memungkinkan dibudidayakannya aneka
jenis tanaman dan ternak asli daerah tropis maupun komoditas introduksi dari
daerah subtopis secara merata sepanjang tahun di Indonesia karena kondisi
geografisnya. Keanekaragaman tersebut menjadikan sektor pertanian menjadi
sektor yang paling potensial di Indonesia.
Namun, segala kekayaan bumi dan gambaran
Indonesia sebagai negara yang “Gemah Ripah Loh Jinawi” seolah terhapus dan
hanya menjadi sebuah catatan sejarah semata. Potensi alam yang ada tidak
dimanfaatkan dan dioptimalkan hingga mencapai titik dimana sektor pertanian
tidak lagi menjadi bagian dari identitas Indonesia. Dan akhirnya ,Indonesia
harus mengimpor hasil pertanian dan bahan makanan dari negara lain yang potensi
alamnya tidak sebesar Indonesia. Realita yang sangat berbeda dengan masa lalu.
Bahwa, dimana saat ini Indonesia merupakan negara kaya akan sumberdaya alamnya
namun Indonesia harus mengimpor untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat.
Ketidakmampuan pemerintah dalam mengelola potensi pertanian Indonesia dalam
peningkatan SDM menjadikannya semakin
menjauh dari kondisi kejayaan masa lalu. Dalam realita tersebut juga dapat
disimpulkan bahwa SDM yang ada di Indonesia khususnya petani maupun pihak
pemerintah belum mampu mengelola SDA secara maksimal serta profesional. Realita
lain tentang SDM Indonesia yang belum bisa mengelola SDA adalah tentang kasus
kedelai, salah satu produk pertanian yang hasil olahannya digunakan dalam
berbagai bahan pangan di Indonesia.
Permintaan yang tinggi terhadap kedelai tidak
diantisipasi dengan ketersediaan yang memadai. Luas lahan kedelai saat ini
hanya sebesar 622,254.00 Ha, dengan produktivitas sebesar 13.68 Ku/Ha, dan
produksi sebesar 851,286.00 Ton. Akibatnya terjadi kelangkaan kedelai yang
menyebabkan harga kedelai membumbung tinggi. Dampaknya adalah bahan pangan yang
terbuat dari kedelai semakin jarang terlihat di pasaran. Padahal kedelai
merupakan salah satu bahan pangan yang paling merakyat di Indonesia. Banyak
masyarakat beranggapan bahwa dalam kasus tersebut yang bertanggung jawab penuh
adalah pemerintah karena pemerintah telah gagal dalam mengelola potensi
pertanian Indonesia. Karena mereka beranggapan bahwa mereka membutuhkan sosok
Pemerintah yang faham betul mengelola berbagai potensi alam Indonesia khususnya
dalam pengelolaan lahan untuk pertanian sehingga kasus kelangkaan pangan tidak
pernah terjadi lagi.
C. Upaya Pembinaan Petani dalam peningkatan SDM Indonesia
Dalam melakukan sebuah upaya dalam pembinaan
kepada petani untuk meningkatkan kualitas SDM supaya dapat mengelola secara
baik SDA. Maka yang paling utama adalah dibutuhkan kesadaran para
petani,masyarakat serta pemerintah untuk bersatu padu membantu para petani
untuk bertekad dalam meningkatkan SDM Indonesia. Langkah selanjutnya adalah
melakukan sebuah pembinaan. Terdapat beberapa pembinaan yang ada di Indonesia
namun hanya satu pembinaan yang akan kami jabarkan yaitu pembinaan pada
kelompok tani. Kelompok tani dapat didefinisikan sebagai wadah maupun forum
dari sekumpulan petani yang mempunyai kepentingan sama dalam suatu kawasan yang
sama dan terorganisasi secara musyawarah dan mufakat bersama.[6]Kelompok
tani juga merupakan lembaga yang menyatukan para petani secara horizontal, dan
dapat dibentuk beberapa unit dalam satu desa. Kelompok tani juga dapat dibentuk
berdasarkan komoditas, areal pertanian, dan gender. Pengembangan kelompok tani
dilatarbelakangi oleh kenyataan kelemahan petani dalam mengakses berbagai
kelembagaan layanan usaha, misalnya lemah terhadap lembaga keuangan, terhadap
lembaga pemasaran, terhadap lembaga penyedia sarana produksi pertanian serta terhadap sumber informasi.[7]
Menurut Kartosapoetra (1994), kelompok tani terbentuk atas dasar kesadaran,
jadi tidak secara terpaksa. Kelompok tani ini menghendaki terwujudnya pertanian
yang baik, usahatani yang optimal dan keluarga tani yang sejahtera dalam
perkembangan kehidupannya. Para anggota terbina agar berpandangan sama,
berminat yang sama atas dasar kekeluargaan.[8]Maka
dalam pengertian tersebut dapat disimpulkanbahwa angggota kelompok tani
berfungsi sebagai wadah terpeliharanya dan perkembangannya, pengertian
pengetahuan dan keterampilan serta kegotong-royongan berusahatani para
anggotanya.
Namun salah satu kelemahan yang mendasar
dalam kelompok tani adalah kegagalan pengembangan kelompok yang dimaksud,
karena tidak dilakukan melalui proses sosial yang matang. Kelompok yang
dibentuk terlihat hanya sebagai alat kelengkapan proyek, belum sebagai wadah
untuk pemberdayaan kelompok tani secara hakiki.[9]Menurut
Marzuki, ada tiga peranan penting dalam kelompok tani yaitu sebagai
berikut:
1.
Media sosial atau media penyuluh yang hidup, wajar dan dinamis.
2.
Alat untuk mencapai perubahan sesuai dengan tujuan penyuluh pertanian.
3. Tempat
atau wadah pernyataan aspirasi yang murni dan sehat sesuai dengan keinginan
petani sendiri.[10]
Dalam pembinaan ini bermaksud untuk membantu
para petani supaya mau dan mampu mengorganisasikan dirinya dalam mengakses teknologi,permodalan,pasar
dan sumberdaya lainnya sebagai upaya dalam peningkatan produkstivitas,efisien
usaha, pendapatan serta kesejahteraannya dalam meningkatkan kesadaran
pelestarian fungsi lingkungan hidup. Di Indonesia kelompok tani yang terbentuk
sudah lumayan banyak namun tidak semua program kelompok tani dapat berjalan
dengan sukses.
Contoh : Dari beberapa kelompok tani ada salah satu
program kelompok tani yang dapat berjalan sukses yaitu Kelompok tani Teladan merupakansalahsatukelompoktani
yang berada di wilayahKec. Grobogan. Tepatnyaberada di DusunCelep, Ds. Teguhan. Sejakberdiri 23November 1987terusberkembang dan saat ini jumlah anggota telah mencapai
62 orang termasukkedalamkelaskelompoktanilanjut.Wilayah kerja kelompok tani “Teladan” Desa Teguhan Kecamatan Grobogan
memiliki luas 66 Ha, terdiri dari : Sawah tadah hujan : 40 Ha, Tegal : 11 Ha,
dan pekarangan 15 Ha.[11]
Pada kelompok Tani Teladan ini mempunyai Visi
serta Misi dalam melakukan pembinan terhadap kelompoknya antara lain :

-
“Terwujudnyamasyarakat tani yang sejahtera melalui pemanfaatan sumber daya tanaman
pangan dan hortikultura yang berdaya saing, adil, demokratis dan berkelanjutan”.

-
Mengembangkanusahaagribisnisjagunguntukmeningkatkanproduksi,
nilaitambah
-
Meningkatkanpemberdayaankelompoktanimenujukelembagaan
yang kuatdanmandiri
-
Meningkatkanketrampilanbudidayabidangpertaniandanmengembangkanusahaagribisnis
-
Meningkatkankualiaskemampuan SDM anggota
-
Mengembangkankomoditasusahatanisecaraterpadu (tanamandanternak)
Faktor utama penyebab peningkatan jumlah
petani yang masuk dalam anggota tani tersebut karna para petani sudah melihat
kinerja pengurus yang semakin maju, baik dalam usaha kegiatannya, mampu
menyebarkan informasi bagi anggotanya dapat mengembangkan modalnya. KemajuankinerjakelompoktaniTeladandisampingkarenakesadarananggotakelompoktanijugakarenadukungandariKepalaDesaTeguhanbesertaperangkatdesasertaperansertatokohmasyarakatlainnya. Dalam kelompok tani tersebut lebih
mengembangkan pada produksi jagung . Pada perkembangannya Kelompok tani Teladan
dapat berpartisipasi penuh dalam pelaksanaan program pemerintah dalam
peningkatan produksi menuju swasembada.
Serta pada dasarnya dinamika anggota kelompok tani merupakan gerakan
bersama yang dilakukan oleh anggota kelompok tani secara serentak dan bersamaan
dalam melaksanakan seluruh kegiatan anggota kelompok tani dalam mencapai
tujuannya, yaitu peningkatan hasil produksi dan mutunya yang pada gilirannya
akan meningkatkan pendapatan mereka.[12]Maka
dalam kinerja kegiatan yang diadakan kelompok tani teladan ini dibutuhkan
sebuah kerjasama antar anggota upaya dapai mencapai sebuah visi serta misi yang
sudah ditentukan bersama.
Pada
kelompok tani teladan ini lahan sawah merupakan sebuah tadah hujan sehingga
komoditas yang diusahakan pada saat tidak musim hujan adalah palawija terutama
jagung. Bagi anggota kelompok tani jagung merupakan tanaman untuk makanan pokok
kedua setelah beras. Sehingga dalam berbudidaya tanaman jagung berusaha untuk
menggunakan teknologi maupun sarana produksi yang unggul. Pada kelompok Tani
Teladan melakukan percobaan
berbagai macam varietas untuk
dikembangkan, sehingga dapat dipilih varietas yang diinginkan dengan kriteria
produksinya tinggi, tahan kekurangan air atau tahan kering, punya nilai jual
yang tinggi serta benihnya yang agak murah serta berumur agak pendek karena
untuk mengejar musim.
Selain itu dalam kelompok tani Teladan ini
anggota juga dibina untuk dapat menyusun rancangan kegiatan pada setiap awal musim
tanam yaitu dengan pertemuan bersama seluruh anggota kelompok dan PPL yang
dituangkan dalam buku rencana kegiatan kelompok tani. Serta dilakukan evaluasi
setiap setahun sekali meliputi evaluasi perencanaan , pelaksanaan dan hasil
kegiatan yang tertuang dalam buku evaluasi kegiatansebagaipertimbangandalampenyusunanrencanakegiatanberikutnya.Pengembangan kelompoktani diarahkan pada
peningkatan kemampuan kelompoktani dalam melaksanakan fungsinya, peningkatan
kemampuan para anggota dalam mengembangkan agribisnis, penguatan kelompoktani
menjadi organisasi petani yang kuat dan mandiri.
Dan
salah satu kegiatan kelompok tani yang berguna untuk mengikat serta
mengembangkan permodalan kelompok tani adalah simpan pinjam dan arisan.
Besarnya simpanan diatur dalam kesepakatan yaitu sebesar Rp 2.000,- besar jasa
pinjaman sebesar 5% per selapan. Kegitan tersebut sebagai upaya untuk mengikat
anggota kelompok supaya lebih semangat dalam mengikuti pertemuan rutin.
Kelompok tani teladan Teguhan menjalin kerjasama dengan penyalur pupuk resmi
bersubsidi yang ada di Desa Teguhan yaitu UD Anggi dan mulai tahun 2011 menjadi
penyalur resmi Pupuk Kujang. Dengan produsen benih juga telah terjalin
kerjasama dengan Pioner dan DK, demikian
pula dengan formulator telah terjalin kerjasama dengan PT Dupont dan BASF. Guna
mendukungpemasaran hasil kelompok tani Teladan juga telah menjalin
kerjasama dengan UD. Maju Tani dan KUD
Wukiratawu.[13]
D. Manfaat
Pembinaan Bagi Petani dalam pengembangan SDM
ü
Dalam pembinaan ini bermaksud untuk membantu para petani supaya mau dan
mampu mengorganisasikan dirinya dalam mengakses teknologi, permodalan, pasar
dan sumberdaya lainnya sebagai upaya dalam peningkatan produkstivitas, efisien
usaha, pendapatan serta kesejahteraannya dalam meningkatkan kesadaran
pelestarian fungsi lingkungan hidup.
ü
Dalam pembinaan ini juga dapat memberikan pengalaman serta pelajaran
pada para petani untuk dalam meningkatkan intelektual para petani supaya bisa
memanfaatkan Lahan atau bisa dikatakan SDA dengan baik dalam mewujudkan hasil
pertanian yang lebih baik dan berkualitas.
ü
Selain itu manfaat dari pembinaan juga dapat memotivasi para kelompok
tani lainnya untuk selalu berusaha dalam mencapai sebuah kesuksesan dalam
pertanian mereka.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
:
Indonesia
adalah sebuah negara yang kaya dengan Sumber Daya Alam (SDA) dan merupakan
sebuah negara yang tanahnya subur . Kata Koes Plus bahwa tanah kita yaitu
Indonesia merupakan tanah surga,dimana sepotong kayu apabila ditancapkan bisa
tumbuh subur . Namun kekayaan Sumber Daya Alam (SDA) yang dimiliki oleh negara
Indonesia belum bisa membuat Indonesia menjadikan sebuah negara yang makmur .
Maka dalam permasalahan tersebut untuk mengatasinya adalah melalui sebuah
pembinaan terhadap para SDM Indonesia khususnya pada para petani Indonesia.
Contoh pembinaan yang ada di Indonesia adalah tentang pembinaan kelompok Tani
Teladan yang berada di wilayahKec. Grobogan,
tepatnyaberada di Dusun
Celep, Ds. Teguhan. Dalam kelompok
tani teladan mengajarkan pada para petani untuk bisa memanfaatkan Lahan yang
mereka punyai secara efektif hal ini bertujuan supaya para petani dapat
memanfaatkan SDA yang ada dengan sebuah alternatif untuk bisa mencapai sebuah
kesuksesan dalam bertani dan mendapatkan hasil panen yang baik dan berkualitas.
Selain itu dalam pembinaan pada kelompok tani teladan yang ada di Indonesia
juga dapat membantu para petani supaya
mau dan mampu mengorganisasikan dirinya dalam mengakses teknologi, permodalan,
pasar dan sumber daya lainnya sebagai upaya dalam peningkatan produkstivitas,
efisien usaha, pendapatan serta kesejahteraannya dalam meningkatkan kesadaran
pelestarian fungsi lingkungan hidup. Nah dari contoh pembinaan kelompok tani
teladan tersebut dapat memberikan pengalaman bagi masyarakat Indonesia khususnya
para petani Indonesia dalam melakukan peningkatan kualitas SDM dalam mengolah
SDA yang ada pada sekitar wilayah mereka.
DAFTAR
PUSTAKA
Greer,
Charles R. Strategy and Human Resources: a General Managerial Perspective.
New Jersey: Prentice Hall, 1995.
Tim
PRIMATANI,” Pembinaan Kelompoktani dalam Pengembangan Kelembagaan Tani”
,JAKARTA: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian,2011
Saptana, Saktyanu KD, Sri Wahyuni, Ening Ariningsih
dan Valeriana Darwis.”Integrasi
Kelembagaan Forum KASS dan Program Agropolitan Dalam Rangka Pengembangan
Agribisnis Sayuran Sumatera”, BOGOR : Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Jurnal
Analisa Kebijakan Pertanian, 2004.
Kedi Suradisastra, “Revitalisasi Kelembagaan Untuk Percepetan Pembangunan Sektor Pertanian
dalam Otonomi Daerah”, BOGOR : Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Jurnal
Analisa Kebijakan Pertanian, 2006.
Marzuki S.,” Pembinaan kelompok”Jakarta:
Pusat Penerbit Universitas Terbuka,2001.
Kartasapoetra,A.G. “Teknologi penyuluhan
pertanian”,Jakarta :Bumi Aksara,1994
Suhardiyono,
L. “Penyuluhan petunjuk bagi penyuluhan pertanian”,Jakarta :
Erlangga,1992
[1]file:///I:/BHN%20MKLH%20PSDM/PENGERTIAN%20SUMBER%20DAYA%20ALAM%20%20%20SS%20belajar.htm diakses tgl 28 maret 2013 pukul 22.30 WIB
[3]Greer, Charles R. Strategy and Human Resources: a General Managerial
Perspective. New Jersey: Prentice Hall, 1995.
[4]file:///I:/BHN%20MKLH%20PSDM/Petani%20-%20Wikipedia%20bahasa%20Indonesia,%20ensiklopedia%20bebas.htmdiakses tgl
28 maret 2013 pukul 23.00 WIB
[5]http://suar.okezone.com/ diakses
tgl 1 april 2013 pukul 23.00 WIB
[6]Tim PRIMATANI,” Pembinaan Kelompoktani dalam Pengembangan Kelembagaan
Tani” ,JAKARTA: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian,2011
[7]Saptana, Saktyanu KD, Sri Wahyuni,
Ening Ariningsih dan Valeriana Darwis. 2004. Integrasi Kelembagaan Forum KASS dan Program Agropolitan Dalam Rangka
Pengembangan Agribisnis Sayuran Sumatera. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi.
Bogor. Jurnal Analisa Kebijakan Pertanian, Volume 2 No3 September 2004.
[8] Kartasapoetra,A.G. “Teknologi penyuluhan pertanian”,Jakarta :Bumi
Aksara,1994
[9]Kedi Suradisastra. 2006. Revitalisasi Kelembagaan Untuk Percepetan
Pembangunan Sektor Pertanian dalam Otonomi Daerah. Pusat Penelitian Sosial
Ekonomi. Bogor. Jurnal Analisa Kebijakan Pertanian, Volume 4 No 4 Desember
2006.
[10] Marzuki S.,” Pembinaan kelompok”Jakarta: Pusat Penerbit Universitas
Terbuka,2001.
[11]http://dinpertan.grobogan.go.id/profil/prestasi/152-poktan-teladan.html
diakses tgl 1 april pukul 00.30 WIB
[12] Suhardiyono, L. “Penyuluhan petunjuk bagi penyuluhan
pertanian”,Jakarta : Erlangga,1992
[13]http://dinpertan.grobogan.go.id/profil/prestasi/152-poktan-
teladan.htmldiakses tgl 1 april pukul 00.50 WIB